Kantor Mewah, Masyarakat Nangis Darah : Harapan Perbaikan Infrastruktur yang Sirna

2 min read
Ket foto : Taman Samping Kantor Bupati Langkat Dalam Tahap Pembanguna

filter: 0; jpegRotation: 0; fileterIntensity: 0.000000; filterMask: 0; module:1facing:0; hw-remosaic: 0; touch: (-1.0, -1.0); modeInfo: ; sceneMode: Auto; cct_value: 0; AI_Scene: (-1, -1); aec_lux: 100.0; hist255: 0.0; hist252~255: 0.0; hist0~15: 0.0;

NewsNarasi.com , Langkat : Kawasan kantor Bupati Langkat kini tampil lebih segar Pemerintah daerah tengah sibuk membangun taman baru di sisi samping kantor, disertai perbaikan drainase. Program ini diklaim sebagai bagian dari penataan lingkungan kerja agar terlihat rapi, tertib, dan representatif. Sabtu (26/07/25)

Namun di balik halaman kantor yang makin asri, keluhan dari masyarakat pinggiran justru semakin lantang terdengar. Salah satunya datang dari warga Kecamatan Secanggang, tepatnya di jalan lintas antar desa yang kondisinya rusak berat.

Akses utama antar kampung itu penuh lubang besar, aspal mengelupas, dan permukaannya nyaris tak layak dilalui. Parahnya lagi, truk-truk bermuatan berat tetap melintas setiap hari, memperparah kerusakan jalan dan membuat warga harus ekstra hati-hati.

“Kami cuma ingin jalan kami diperbaiki. Anak-anak sekolah lewat sini tiap hari, tapi makin takut karena truk besar dan jalan berlubang,” keluh seorang warga Desa Karang Gading.

Warga tak mempersoalkan pembangunan taman. Tapi ketika anggaran justru dihabiskan untuk mempercantik lingkungan kantor, sementara infrastruktur dasar seperti jalan dan saluran air di desa-desa dibiarkan rusak selama bertahun-tahun, publik wajar mempertanyakan skala prioritas Pemkab Langkat.

Lebih miris lagi, pengerjaan taman dan drainase itu pun terkesan asal-asalan. Para pekerja di lapangan masih menggunakan alat manual—tanpa mesin pengaduk semen (molen), tanpa alat berat, tanpa dukungan mekanisasi standar. Pekerjaan yang mestinya dikerjakan secara efisien, justru terlihat lamban dan tidak maksimal.

Padahal, anggaran pembangunan taman tersebut seharusnya bisa dialihkan untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang lebih mendesak bagi masyarakat luas. Belum lagi berbagai kegiatan seremonial dan program-program non-prioritas lainnya yang terus menguras keuangan daerah, tanpa dampak langsung yang dirasakan rakyat bawah.

Sorotan tajam pun mengarah ke Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Langkat unit yang bertanggung jawab atas fasilitas kantor dan penggunaan anggaran pemeliharaan. Keputusan mereka dalam menyusun skala prioritas pembangunan kini menjadi tanda tanya besar di tengah publik.

Estetika memang penting. Tapi keselamatan warga jauh lebih utama. Saat kantor tampak mewah namun rakyat tetap berjibaku melintasi jalan-jalan rusak, maka keindahan itu tak lebih dari ironi yang menyakitkan.

Taman boleh indah, drainase boleh rapi. Tapi jangan sampai rakyat hanya bisa menikmati bunga mekar di pinggir kantor, sementara jalan menuju rumah mereka penuh lubang dan bahaya.

Hingga berita ini ditayangkan, Kabag Umum Pemkab Langkat, Mahardika Sastra Nasution S.Stp M.Ap, belum memberikan keterangan resminya. Walau upaya konfirmasi telah dilakukan melalui via pesan singkat whatsapp. Sabtu (26/07) pukul 09:21wib.

Namun hingga kini belum ada tanggapan. Padahal, publik menunggu penjelasan yang transparan terkait penggunaan anggaran dan urgensi proyek tersebut.

Ketiadaan klarifikasi dari pejabat yang bertanggung jawab justru menambah kekecewaan di tengah masyarakat, yang selama ini berharap agar kebijakan daerah lebih berpihak pada kebutuhan nyata rakyat, bukan sekadar mempercantik tampilan pusat kekuasaan. (Ay29)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *