Sejarah Maritim Nusantara “Hidup” di Pameran Artefak Situs Bongal

2 min read

Newsnarasi.com , Medan — Semarak Budaya 2025 menghadirkan pengalaman unik bagi publik Medan lewat Pameran Artefak Situs Bongal, yang berlangsung 15–16 Desember 2025 di Museum Sejarah Al-Qur’an Sumatera Utara. Lebih dari 100 artefak hasil penelitian dan penyelamatan dari Situs Bongal, Kabupaten Tapanuli Tengah, dipamerkan untuk membawa pengunjung menyelami sejarah maritim Nusantara sejak abad ke-7 hingga ke-10 M. Rabu (17/12/25)

Pameran ini diselenggarakan oleh Pidia Amelia, dengan konsep edukatif dan artistik. Koleksi yang dipamerkan mencakup manik-manik kaca Islam awal, keramik Cina Dinasti Tang, tembikar India Selatan dan Timur Tengah, koin, artefak logam, hingga artefak organik. Setiap artefak bercerita tentang interaksi perdagangan dan pertemuan peradaban dunia di pesisir barat Sumatra, menjadikan sejarah lebih “hidup” di hadapan publik.

Tidak sekadar pajangan, pameran ini menghadirkan instalasi seni interaktif. Tata ruang, vitrin, panel kuratorial, dan alur pengunjung dirancang sedemikian rupa sehingga pengunjung bisa menikmati artefak sekaligus merasakan pengalaman estetis dan reflektif. Setiap benda bukan hanya sejarah, tapi juga karya seni yang berbicara tentang budaya Nusantara.

Acara pembukaan dipimpin Kepala Museum Sejarah Al-Qur’an Sumatera Utara, Prof. Dr. Phil Ichwan Azhari, diawali pembacaan puisi oleh Agrita Sihombing. Puncak simbolik acara ditandai dengan pembunyian lonceng Buddha perunggu temuan Situs Bongal, yang menjadi simbol dialog lintas budaya dan spiritualitas di kawasan tersebut.

Menurut Pidia Amelia, pameran ini bukan sekadar melihat masa lalu. “Artefak Arkeologi juga bercerita tentang identitas, kreativitas, dan keberlanjutan budaya. Dengan pendekatan artistik, pengunjung bisa melihat warisan budaya secara dekat dan reflektif,” jelasnya.

Selain menikmati koleksi, pengunjung bisa mengikuti tur edukatif, penjelasan kuratorial, dan dialog langsung dengan penyelenggara. Kehadiran akademisi, pengurus museum, perwakilan Dinas Kebudayaan Sumatera Utara, dan masyarakat umum menegaskan pameran ini sebagai ruang pembelajaran budaya yang inklusif dan interaktif.

Pameran Artefak Situs Bongal membuktikan bahwa sejarah bisa disajikan secara kreatif dan inspiratif. Semarak Budaya 2025 berharap publik tidak hanya mengenal masa lalu, tetapi juga terinspirasi untuk melestarikan warisan budaya, sekaligus merasakan bagaimana sejarah dan seni bisa berjalan beriringan.(ay29)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *