Aksi Menginap di Dinas Pendidikan Langkat: Cari Supriadi, Bongkar Skandal, Copot Pejabat

2 min read

Newsnarasi.com || Langkat __|| Kondisi Dinas Pendidikan Kabupaten Langkat kini tengah jadi sorotan. Deretan dugaan pelanggaran dan aroma ketidakberesan mencuat ke permukaan. Pusat dari isu ini mengarah pada satu nama: Supriadi, oknum PPK di Dinas Pendidikan Langkat yang kini keberadaannya justru tidak diketahui secara jelas. Sabtu (05/07/25)

Dugaan-dudagan tersebut tidak main-main. Masyarakat mencium adanya potensi penyalahgunaan wewenang dan pengelolaan dana yang tak transparan. Dari informasi yang dihimpun, setidaknya ada beberapa poin penting yang jadi sorotan:

Hilangnya Supriadi yang merupakan pejabat pembuat komitmen (PPK) di dinas, secara misterius tanpa kejelasan keberadaan hingga hari ini.

Proyek miliaran rupiah diduga kuat diatur dan dikelola langsung oleh Supriadi, tanpa transparansi dan pengawasan yang memadai.

9 paket proyek pendidikan disebut-sebut mengalir ke sekolah-sekolah yang berada di bawah kendali kelompok tertentu.

Kegiatan Bimtek Kepala Sekolah di Bukit Lawang yang menghabiskan anggaran hingga 300 juta rupiah—di tengah kondisi efisiensi anggaran daerah yang sedang diterapkan.

Tuntutan pencopotan Plt. Kadis Pendidikan Langkat, karena dinilai tak mampu memimpin dan menjaga integritas lembaga.

Para Aktivis yang menamai dirinya Koalisi Pemuda Langkat (KOPEL) pun tidak tinggal diam. Mereka bersiap turun langsung dengan aksi yang berbeda dari biasanya. Dalam selebaran digital yang kini ramai beredar di media sosial, seruan aksi damai telah digaungkan. Hari Selasa, 08 Juli 2025, massa aksi akan berkumpul di halaman parkir Dinas Pendidikan Langkat.

https://intipos.com/kapolres-langkat-beri-santunan-anak-yatim-wujud-kepedulian-polri-untuk-masyarakat/

Namun yang menarik, aksi ini tidak cuma akan diisi dengan orasi atau spanduk saja. Para peserta aksi juga membawa tenda, kopi, dan puisi. Ya, mereka berencana menginap di halaman kantor hingga tuntutan mereka didengar dan dijawab.

“Kami tidak hanya menuntut, kami menjaga malam-malam pendidikan Langkat agar tidak gelap oleh penyimpangan,” ujar Iqbal Nuruddin Hasri Rangkuti ketua Gerakan Mahasiswa Bersatu Indonesia Raya (GEMBIRA) Kabupaten Langkat.

Aksi ini juga menyerukan pembentukan Satgas Khusus Pencari Fakta, yang bertugas menyelidiki jejak Supriadi dan membuka fakta-fakta terkait proyek-proyek pendidikan yang kini menjadi bahan perbincangan panas di tengah masyarakat.

Dalam tuntutannya, mereka menegaskan bahwa dunia pendidikan tidak boleh menjadi ladang bisnis kotor. Dana pendidikan adalah hak rakyat, dan harus dipastikan sampai kepada yang membutuhkan—para siswa, guru, dan sekolah-sekolah yang masih banyak kekurangan.

“Kita akan bertahan di sana sampai kebenaran terkuak. Sampai siapa yang bermain di belakang layar ini muncul ke permukaan. Pendidikan bukan panggung sandiwara,” tegas Ahmad Zulfahmi Fikri Ketum Mahasiswa Pancasila (Mapancas) Langkat yang rencananya akan membawa ratusan peserta dari berbagai kalangan—aktivis dan mahasiswa.

Kini, semua mata tertuju pada Dinas Pendidikan Langkat. Apakah mereka akan memberikan klarifikasi? Apakah pemerintah daerah akan mengambil langkah cepat? Atau justru membiarkan gelombang protes ini membesar?

Yang pasti, tenda akan berdiri, kopi akan mengalir, dan puisi akan dibacakan malam demi malam—sampai pendidikan di Langkat kembali jujur dan bersih. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *