Ecoprint Daun Kafur, Kemenyan, dan Gaharu, Seni yang Hidupkan Sejarah
2 min read
Newsnarasi.com , Medan — Kreativitas bertemu sejarah dan alam dalam sebuah workshop unik yang digelar di Rumah Budaya Tangga, Rabu, 18 Desember 2025. Workshop dan Pameran Ecoprint Tanaman Purba Situs Bongal sukses menarik perhatian masyarakat dan pecinta seni, berlangsung dari pukul 09.00 hingga 17.00 WIB.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Bapak Jimmy Siahaan, pengurus Rumah Budaya Tangga. Dalam sambutannya, Jimmy menekankan pentingnya ecoprint berbasis tanaman purba sebagai jembatan antara pelestarian budaya, sejarah, dan lingkungan. “Daun kafur, kemenyan, dan gaharu bukan sekadar tanaman. Mereka adalah saksi sejarah perdagangan dan budaya pesisir barat Sumatera, dan sekarang bisa hadir dalam karya seni yang memukau,” ujarnya.
Ketua pelaksana, Ika Purnamasari, menambahkan, workshop ini dirancang agar peserta langsung merasakan pengalaman kreatif. Dari pemilihan bahan hingga teknik pencetakan di kain, peserta diajak memahami proses ecoprint sekaligus memaknai nilai sejarah dan ekologi tanaman purba. “Ini bukan cuma seni, tapi juga edukasi dan pelestarian alam,” jelasnya.
Selain workshop, pameran ecoprint menampilkan berbagai karya tekstil yang memadukan motif alami dengan kearifan lokal. Karya-karya ini menjadi simbol harmoni manusia dengan alam, sekaligus menegaskan pentingnya menjaga warisan budaya. Setiap motif menyimpan cerita tentang sejarah, ekonomi, dan ekologi yang pernah berkembang di wilayah Sumatera Utara.
Didukung penuh oleh Semarak Budaya 2025, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ekosistem kebudayaan, melestarikan warisan lokal, dan membuka peluang ekonomi kreatif berbasis lingkungan.
Dengan workshop ini, Rumah Budaya Tangga berharap generasi muda tidak hanya belajar tentang sejarah dan seni, tetapi juga merasakan langsung bagaimana alam bisa diubah menjadi karya yang bermanfaat dan indah, menjadikan ecoprint sebagai bentuk nyata pelestarian budaya dan lingkungan. (Ay29)
