Tegas !!! HIMMI LANGKAT minta Bupati copot kadis pariwisata dan kebudayaan Langkat.

3 min read

Langkat || Newsnarasi.com__ Sungguh ironis ketika Kabupaten Langkat, yang dikenal sebagai tanah bersejarah dan pusat kebudayaan Melayu, kini justru mengalami kemunduran yang mencolok dalam sektor kebudayaan. Kemerosotan ini tak lepas dari lemahnya kepemimpinan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat. Sosok yang seharusnya menjadi motor penggerak pelestarian dan pengembangan budaya Melayu itu justru seakan menjadi simbol abainya pemerintah daerah terhadap warisan leluhur.
Banyak situs budaya dan sejarah Melayu Langkat kini terbengkalai, mulai dari makam-makam tua di Bingai, masjid-masjid bersejarah, hingga bangunan peninggalan yang nyaris hilang tanpa jejak. Bukannya melakukan upaya nyata pelestarian, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan justru terkesan hanya berfungsi secara administratif tanpa visi dan aksi. Program kerja yang digagas seringkali berhenti pada seremonial belaka, tanpa menyentuh esensi pemajuan budaya sebagaimana diamanatkan dalam berbagai peraturan daerah maupun undang-undang tentang kebudayaan.

Wajar jika masyarakat, khususnya para pemerhati budaya, menganggap Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat layak masuk dalam nominasi kepala dinas yang tidak berguna. Sebab, bukannya menjadi benteng penjaga identitas Melayu Langkat, kinerjanya justru mempercepat pudarnya nilai-nilai budaya tersebut. Tidak ada inovasi, tidak ada keberanian menggagas program pelestarian yang strategis, bahkan koordinasi dengan elemen masyarakat adat dan budayawan pun nyaris tidak terdengar gaungnya.

Seorang pemuda pemerhati budaya dan pelaku seni Rezeki Arinanda menyebutkan
“Sudah saatnya Bupati Langkat melakukan evaluasi menyeluruh. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan memerlukan sosok pemimpin yang tidak hanya menempati kursi jabatan, tetapi juga memiliki komitmen dan keberpihakan pada upaya pelestarian budaya. Jika tidak, maka bersiaplah menyaksikan kebudayaan Melayu Langkat benar-benar hilang dari akar, digantikan deretan situs mati dan kenangan kosong, sekarang atau hilang selamanya!!!.”

Rezeki Arinanda, “Kami, sebagai bagian dari masyarakat Langkat yang peduli terhadap keberlangsungan dan pelestarian budaya lokal, menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap kinerja Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat saat ini. Dalam beberapa tahun terakhir, terlihat jelas bahwa tidak ada upaya yang serius, terarah, dan berdampak nyata dalam melindungi, mengembangkan, dan mempromosikan budaya Melayu yang merupakan identitas kultural utama di wilayah ini.”

Ketidakmampuan Kepala Dinas dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya sangat mencolok. Banyak kegiatan budaya yang tidak mendapatkan dukungan maksimal, minimnya program pelestarian seni dan adat istiadat Melayu, serta absennya inovasi untuk mengangkat kekayaan budaya Langkat ke tingkat yang lebih luas merupakan bukti nyata dari lemahnya kepemimpinan di dinas tersebut. Bahkan dalam momen-momen penting kebudayaan daerah, tidak terlihat peran aktif Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebagai pihak yang seharusnya menjadi garda terdepan.

Hal ini tentu sangat merugikan, bukan hanya terhadap eksistensi budaya Melayu di Langkat, tetapi juga terhadap pengembangan sektor pariwisata yang berbasis kearifan lokal. Ketika pemangku jabatan tidak memiliki visi dan kepedulian terhadap warisan budaya daerah, maka yang terjadi adalah pengikisan nilai-nilai lokal yang seharusnya dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Berdasarkan hal-hal tersebut, kami mendesak Bupati Langkat untuk segera mengevaluasi dan mencopot Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat. Kami menuntut agar posisi tersebut diisi oleh figur yang kompeten, memiliki komitmen kuat terhadap pelestarian budaya, serta mampu menjadikan kekayaan budaya Melayu sebagai kekuatan utama dalam pembangunan karakter daerah dan pariwisata berkelanjutan.

Budaya adalah jati diri, dan kami menolak untuk melihat jati diri kami diabaikan karena kelalaian dan ketidakbecusan seorang pejabat publik. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *