Bistok Tobing Yakin Bisa Ciptakan Siantar Romantis

2 min read

SIANTAR | NARASI – Bistok Richard Lumban Tobing memiliki cita-cita membuat Siantar menjadi Kota Romantis, baik dari sisi pendidikan, kesehatan maupun ekonomi.

Gerakan awal mewujudkan Siantar romantis, Bistok telah mendeklarasikan diri sebagai bakal calon (balon) Walikota Siantar, dengan harapan, nantinya dapat bertarung di Pilkada Siantar 2024 ini.

Untuk menuju suksesi Pilkada Siantar 2024, Kamis (27/06/2024), Bistok bersama istri Dorti Kristina Marpaung, “seser” pemukiman warga Jalan Nagur, Kelurahan Martoba, Kecamatan Siantar Utara, Kota Siantar, Sumatera Utara.

Bistok bergerak dari gang ke gang. Bersama istri, ia menyapa dan memohon doa restu dari warga Jalan Nagur. Sambutan warga pun cukup hangat. “Bistok Walikota, kita bikin Siantar romantis,” teriak warga berbarengan.

Dari “menyeser” Jalan Nagur, alumni Institut Tekhnologi Bandung (ITB) ini melihat secara langsung hal-hal yang dapat ia benahi, bila dipercaya masyarakat memimpin Kota Siantar 5 tahun ke depan.

Bistok sapa ibu-ibu jalan nagur

Seperti produksi cemilan opak yang ada di Gang Amal (Jalan Angkola). Dari home industri opak tersebut, Bistok cukup tertarik untuk mengembangkan UMKM di Kota Siantar.

Mulai dari bantuan modal, centra pemasaran dan lainnya.Bagi Bistok, dengan menggeliatkan ekonomi (UMKM), seperti usaha kuliner dan home industri lainnya, diyakini akan mampu meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), serta akan mengurangi kekumuhan suatu kawasan.

“Bila kita beri perhatian, modalnya, pemasarannya dan lainnya, pasti akan ada efek dominonya. Pasti warga akan memperbaiki keberadaan pemukimannya sendiri, sehingga akan mengurangi kekumuhan,” ucap Bistok.

Sedangkan di bidang pendidikan, Bistok mengenang masa lalunya, ketika sekolah-sekolah negeri menjadi unggulan di Kota Siantar. Dimana saat itu, lulusan SMA negeri di Siantar diterima, nyaris di seluruh perguruan tinggi negeri di Indonesia.

Sementara di bidang kesehatan, Bistok akan meningkatkan kualitas SDM, pelayanan dan fasilitas rumah sakit maupun puskesmas.

Alumni SMA Negeri 2 Siantar ini tidak ingin, ada warga Siantar yang tidak dapat ditolong, saat sedang sakit. Seperti pengalaman dirinya, saat menghadapi orang tuanya kandungnya tang sedang sakit.

Namun salah satu rumah sakit di Kota Siantar malah tidak siap. Sehingga orang tuanya pun ia bawa ke Medan, kemudian ke Jakarta. (Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *